Ayam Potong Andre Merambah Pasar Ekspor

Monday, November 17th, 2014 - Kisah Sukses

Ayam Potong Andre Merambah Pasar Ekspor

Berlokasi di tengah-tengah perkampungan, dikelilingi rawa, dan jalan yang belum diaspal kawasan Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, berdiri sebuah komplek bangunan pabrik yang nampak sederhana dari luar. Namun siapa sangka jika di lokasi terpencil tersebut justru beroperasi pabrik pengolahan dan pengemasan daging ayam di bawah label PT. Jaring Audiri Mandiri yang merupakan salah satu suplier daging ayam terbesar di Indonesia, bahkan hingga menembus pasar ekspor.

1520114Dahsyat Andresyavega, begitulah nama lengkap pengusaha yang terbilang unik ini.  ia mengungkapkan kisah perjalanan bisnisnya sejak pertama kali berdiri pada tahun 1989 hingga saat ini. Andre, begitu ia akrab disapa, merintis usaha tersebut sejak masih mengenyam pendidikan Ekonomi di sebuah Universitas Swasta di Jakarta. Meskipun tidak memiliki background pendidikan dunia peternakan, namun karena ketertarikan untuk berternak ayam broiler tersebutlah yang mendorongnya untuk membuka lahan bisnis. Adapun ilmu peternakan itu sendiri menurutnya didapat melalui berbagai sumber, seperti seminar, majalah, buku, dan lain sebagainya.

“Pertama memulai sistemnya masih on farm dengan membuka area peternakan khusus ayam broiler di Sukabumi, Bogor, dan Cianjur. Awalnya hanya seribu ekor, lalu berkembang hingga mencapai delapan ratus ribu ekor seiring dengan waktu. Karena itulah diperlukan pengembangan yang lebih besar dalam artian kita tidak menjual ayam hidup ke pasaran, tapi dalam bentuk yang sudah diproses. Akhirnya tahun 2001 berdiri pabrik pemotongan ayam ini dan terus beroperasi sampai sekarang,” ujarnya.

Pabrik pemotongan miliknya tidak hanya menampung ayam broiler dari peternakan milik sendiri, namun juga peternakan dari berbagai daerah seperti Jawa dan Lampung untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin besar. Adapun kegiatan produksinya berpusat di dua tempat, yaitu pemotongan daging ayam dilakukan di pabrik yang berlokasi Pondok Gede tersebut, sedangkan kegiatan pengemasan hingga pengiriman dipusatkan pada gudang yang berlokasi di daerah Muara Baru, Jakarta Utara. Hingga kini PT. Jaring Audiri Mandiri memiliki produksi sebanyak ratusan ribu ton daging ayam dalam kemasan dan beromzet ratusan milyar setiap bulannya.

Skala usaha besar dan standar mutu yang diterapkan pada usaha pemotongan dan pengemasan ayam tersebut membuat produknya memang diperuntukan untuk konsumen kelas menengah ke atas. Hingga kini produk ayam potong dalam kemasannya sudah masuk ke berbagai ritel, restoran, hotel, gerai makanan cepat saji, bahkan ia juga menyuplai untuk kebutuhan konsumsi di kapal pesiar dan maskapai penerbangan. Untuk produknya sendiri terdapat dua jenis daging yang diproduksi, yaitu boneless dada yang seharga Rp 40.000 per kilo dan boneless paha seharga Rp 35.000 per kilo.

0Dalam memasarkan produknya ke tempat-tempat tersebut, pria asli Palembang ini  memilih untuk menggunakan jasa trader (lapis kedua) dibandingkan dengan mengikat kesepakatan langsung dengan pihak ritel maupun konsumen lainnya. Hal itu dikarenakan perputaran uang yang cukup besar apabila ia turun langsung. Sedangkan jika menggunakan jasa trader ia cukup memfokuskan diri pada proses produksi saja, proses distribusi dan pemasaran dilakukan oleh pihak trader dan ia tinggal menerima hasil pembayaran.

Tidak hanya di pasar domestik saja, saat ini ia pun mampu menembus pasar ekspor hingga ke seluruh Asia Tenggara. Bahkan bole hdikatakan jika ia merupakan  Ia mengatakan jika produk olahan daging ayam dari Indonesia tidak kalah bersaing dengan negara lain. “Kualitas produk kita itu terbilang TOP, hanya saja kebanyakan masih terkendala pada faktor produksi, seperti HPP (harga pokok produksi). Kebanyakan pengusaha lokal HPP-nya terlalu besar, sedangkan di negara maju mereka lebih efektif dalam menekan HPP lewat ketersediaan peralatan prdouksi yang lebih memadai. Karena itu saya senantiasa meningkatkan alat produksi dan tenaga ahli.”

Karena menyasar pangsa pasar di tingkat dunia, tidak mengherankan apabila Andre menerapkan standar tinggi untuk ayam yang masuk ke rumah pemotongannya. Standar tersebut di antaranya ayam harus berbobot dua kilo ke atas, bebas dari suntikan hormon atau bahan kimia lainnya, sehat secara fisik dan telah melewati uji laboratorium. “Kita ada tenaga ahli sendiri untuk menguji kriteria tersebut dan mereka (peternakan) yang mengirimkan ayam pun sudah mengetahui standar kita,” jelasnya. Produk maupun usahanya pun telah mengantongi beragam lisensi, seperti sertifikat halal, uji kesehatan, laboratorium, BPOM, bahkan hingga lisensi tingkat FAO (Food Assosiation Organitation) atau organisasi pangan dunia. “Lisensi itu sangat penting, karena usaha peternakan ini kan menyangkut konsumsi banyak orang, kalau tidak ada itu semua usaha ini tidak bisa berjalan,” jelasnya lagi.

Pada tahnun 2013 lalu, Andre mendatangkan tiga unit mesin pengemas vacuum sealing Maksipack di Toko Mesin Maksindo untuk membantu pengemasan daging ayamnya agar tetap steril dan baik. “Mesin Maksindo termasuk salah satu dari sekian banyak jenis mesin pengemas yang kita gunakan. Karena produksinya kan besar, jadi tidak bisa mengandalkan satu atau dua mesin saja,” ujarnya.

ayam_potong_100903130931Kesuksesan usahanya saat ini didapatnya melalui kerja keras bertahun-tahun. Jika melihat ke belakang, tidak hanya cerita sukses saja yang didapat namun dalam perjalanan usahanya juga sempat mengalami jatuh bangun. “Wah, kalau kendala dan jatuh bangunnya sudah tidak terhitung lagi. Dari mulai ditipu trader saat fase awal, tidak dibayar, ada juga trader yang saya titipkan barang tapi kemudian pindah alamat tanpa memberitahu, macam-macam masalah pokoknya. Tapi semua itu biasalah namanya kan juga usaha,” kenangnya.

Kendati saat itu dihadapkan dengan berbagai macam masalah ia mengaku tidak kapok dan tetap ingin melanjutkan usahanya. “Salah satu alasan untuk tetap maju karena saya cinta, segala sesuatunya jika dijalani atas dasar cinta, maka seberat apapun tantangannya  maka kita akan semakin termotivasi untuk belajar dan mengetahui lebih jauh. Oleh karena itu, dalam berbisnis bagi saya modal uang itu nomor sekian, yang terpenting adalah memiliki mental yang kuat untuk maju.”          

Kesuksesan yang ia capai pun tidak membuatnya lupa untuk berbagi dengan sesama. Sesuai dengan prinsip hidupnya untuk menebar kebaikan dengan sesama, ia pun mengaku berusaha untuk menebar manfaat dari usahanya tersebut, misalnya dengan mempekerjakan orang-orang dari lingkungan sekitarnya, bahkan ia juga memberikan kesempatan bagi mereka yang putus sekolah dan kalangan anak-anak jalanan. Hebatnya lagi beberapa dari mereka ada yang sudah berhasil melanjutkan sekolahnya hingga menjadi sarjana.

Pria sederhana ini juga mengungkapkan kiat dalam menjalani bisnisnya hingga bisa  mencapai kesuksesan seperti saat ini. Menjalani usaha yang rentan terhadap pengaruh buruk dari pihak lain tersebut, ia mengaku ikhlas saja dan menyerahkan semuanya kepada yang maha kuasa. “Kuncinya ya ikhlas dan pasrah saja, karena berada di dunia bisnis seperti ini siapa yang tahu jika ada yang berniat buruk. Yang penting saya sendiri punya niat baik, mempekerjakan orang, sisanya ya ikhlas saja pasrahkan kepada Allah SWT. Sehingga kalau ada yang berniat buruk pun saya juga tidak merasa rugi apa-apa,” tutupnya.(Bayuaji Alviantoro/Tri Deny Tr)

 

Ayam Potong Andre Merambah Pasar Ekspor | redaksimesin | 4.5