Lansia Yang Masih Produktif
Lansia Yang Masih Produktif
Di usia 69 tahun tak merosotkan semangat wirausaha Gustizal, yang telah 40 tahun lebih melakoni usaha peternakan ayam dan bebek di dekat perbukitan Danau Maninjau, Sumatera Barat. Hawa dingin disekitar Danau Maninjau banyak memudahkan hewan-hewan ternakannya cepat berkembang subur. “Mungkin karena di sini hawanya dingin, jadi nafsu makan semua hewan di sini besar”.
Meskipun di awal melakoni usaha peternakan saat itu masih dilakukan secara sederhana, tak seperti zaman sekarang. Dulu, kisah Gustizal—untuk menetaskan telur-telur hewan ini hanya dieram oleh induk-induknya. Itu pun sangat terbatas jumlah telur-telurnya, paling banyak hanya 15 telur yang bisa erami oleh induk ayam ataupun bebek. Setelah telurnya berhasil dierami, umur satu hari baru kita panaskan telur-telur itu dengan mempergunakan lampu. Jadi antara induk dan anaknya kita pisahkan.
Melihat kondisi cuaca di Sumatera Barat yang begitu dingin, akhirnya saya mencoba mempergunakan alat tetas telur yang saya beli dari Toko Maksindo di Pulo Gadung seharga Rp 500 ribu, saya tidak perlu waktu lama untuk menetaskan telur-telur ayam dan bebek. Dengan alat tetas telur EM 100 ini saya bisa menetaskan 100 telur. “Jadi sangat jauh beda keuntungan yang saya peroleh zaman dulu dan sekarang,” ujar Gustizal saat dihubungi via telepon.
Alat tetas telur ini baru dia pergunakan selama dua bulan, di musin dingin seperti ini banyak membantu usaha peternakan Gustizal. Dari satu alat penetas telur ini, ayam dan bebek peliharaannya tidak perlu capek-capek lagi mengerami telur-telur mereka. Karena cukup dengan menggunakan alat tetas telur ini, bisa memasukkan 100 telur sekaligus untuk ditetaskan oleh alat tersebut. (Eni Setiati)