Sukses Usaha Bakso di Perantauan

Sukses Usaha Bakso di Perantauan

Suyuto Pengusaha Bakso Barokah Tarakan Kalimantan Utara justru meraih kesuksesan ketika dirinya meninggalkan Kota Bandung dan merantau ke daerah seberang yaitu KotaTarakan, Kalimantan Utara untuk mengeluti dunia bisnis bakso. “Waktu turun dari pesawat, uang saya di kantong cuma ada 18.000. Saya pun harus berpikir panjang dan keras bagaimana untuk menyambung hidup,” kenangnya. Ia sempat memperoleh bantuan modal awal sebesar 5 juta untuk memulai lagi usahanya dan Suyuto pun mendirikan usaha bakso dengan brand “Bakso Barokah”.

Usaha baksonya tak hanya melayani pesanan di warung saja, juga melayani pesanan delivery. Hal itu membuat Suyuto harus menyediakan Baksonya dalam jumlah yang cukup banyak. Ia pun akhirnya menggunakan bantuan mesin dalam proses produksi baksonya. Tidak tanggung-tanggung Bakso Barokah membeli mesin sekaligus tiga jenis mesin sekaligus, yaitu Mesin Penggiling Daging Tipe C8-A, Mesin Pencampur Adonan Tipe Mesin QS 620B, dan Mesin Pencetak Bakso Tipe MF-C280B dari Toko Mesin Maksindo.

Meningkatnya produksi bakso pun sangat ia rasakan setelah menggunakan mesin-mesin tersebut. Saat ini, dalam sehari ia bisa memproduksi 50 hingga 60 kg bakso dalam waktu kurang lebih satu jam.

“Efeknya sangat saya rasakan setelah menggunakan mesin, produksi jadi lebih banyak dan tidak capek. Kalau dulu, 50 kg perlu waktu lama dari pagi hingga malam, sekarang cuma perlu satu jam saja,” ujar Suyuto.

Selain mudah dioperasikan, mesin-mesin tersebut juga tidak membutuhkan perawatan yang rumit. “Hanya butuh penambahan oli agar karet pisau tidak sering putus,” tambahnya lagi.

Kini Bakso Barokah telah memiliki dua buah outlet, yang salah satunya berlokasi di rumah Suyuto, Jalan Beringin 3 Cendawan, sedangkan outlet yang lain berada di Pasar Dayak Tarakan. Tak mengherankan jika dalam sehari ia bisa mendapatkan omzet sebesar Rp 10 juta dari total penjualan, baik dari kedai maupun delivery.(Tri Deny Tr)