Bakso Coy Beromzet 17 Juta
Bakso Coy Beromzet 17 Juta
Bakso merupakan salah satu jenis kuliner yang sudah terkenal pamornya tidak hanya lidah orang Indonesia saja melainkan lidah orang Mancanegara. Dengan cita rasa dan berbagai bentuk bakso isi maupun bakso yang polos ditambah mie dan kuas yang mengundang selera orang untuk menikmatinya.
Menjadikan makanan ini digemari oleh semua kalangan baik tua maupun muda. Tidak mengherankan jika usaha kuliner yang satu ini mudah ditemui dimana-mana mulai dari gerai kaki lima hingga resto yang berkelas internasional.
Salah satu Pengusaha Bakso adalah Edwardman asal Padang Sumatera Barat memulai usahanya sejak 2013 berawal dari hobinya makan bakso akhirnya ia berinovasi untuk mencoba membuat resep bakso sendiri.”Tujuan awal saya membuka usaha ini karena orang minang terkenal akan racikan bumbunya untuk itu saya berinovasi membuat bakso dengan bumbu-bumbu yang sesuai selera masyarakat..”ujar Edwardman.
Bermodalkan uang Rp 150 juta Edwardman memulai usaha Bakso yang ia beri label Bakso COY kepanjangan dari Citra Ozoma Elva. Ia pun berinovasi dengan meracik bakso dengan bumbu khas Minangkabau. Bukan hanya bakso yang dijual oleh Edwardman di kiosnya tetapi ada menu lainnya seperti Ayam dan Bebek Inti, Nasi Sup, Nasi Goreng Selimut dan lain sebagainya.
Untuk membantu proses produksi usaha Bakso Coy Edwardman menggunakan beberapa mesin dari Toko Mesin Maksindo diantaranya Mesin Cetak Bakso Tipe MFC 280B, Mesin Gas Frying Tipe GS Fryeer 73, Mesin Gilingan Daging MMC 888 dan Mesin Mixer Adonan Bakso 219 Tipe SM 18. “Dengan mesin ini mampu memproduksi bahan baku bakso dari daging sapi dan ayam sebanyak 25 kg sedangkan ayam bebek sebanyak 15 ekor. Cara kerja mesin ini sangat cepat, tepat dan hemat listrik serta hasilnya pun sangat memuaskan.,”paparnya.
Bakso Coy mematok harga perporsinya bervariasi untuk Bakso seharga Rp 12 ribu, Nasi Goreng Selimut Rp 14 ribu sedangkan Ayam dan Bebek dan menu lainya Rp 16 ribu. Sehari Edwardman bisa meraup laba kurang lebih Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu sedangkan sebulan laba yang masuk ke kantongnya sebesar Rp 14 juta hingga Rp 17 juta walaupun usahanya berjalan belum setahun.
Dalam menjalankan usaha Bakso Coy Edwardman mengalami hambatan berupa marketing dalam proses penjualan baksonya. Kesuksesan Edwardman dalam menjalankan usahanya terletak pada Pelayanannya yang baik terhadap konsumen, Proses produksinya yang Higienis tanpa bahan pengawet MSG serta terletak pada racikan bumbunya yangh mengundang selera.
Ia pun memberikan tips agar usahanya tetap berjalan seperti mau bekerja keras Mengutamakan pelayanan yang terbaik pada konsumen, Makanannya yang harus higienis agar konsumen senang dan sebagainya.(Tri Deny Tr)