Bawang Goreng Sumber Rezeki Menembus Pasar Singapura
Bawang Goreng Sumber Rezeki Menembus Pasar Singapura
Seperti melihat peluang bisnis yang menjanjikan, Pria asal Padang ini Samsul Bahri hijrah ke Batam, Kepulauan Riau. Pada 2004 ia menekuni usaha Bawang Goreng dengan nama “Sumber Rezeki.”
Saat itu, Samsul masih bekerja sebagai penjual pakaian keliling. Namun, karena sering memasuki kawasan rumah liar di Batam, sewaktu-waktu Samsul bisa berhadapan dengan pemerintah.
Dengan kondisi seperti itu, Samsul merasa tidak betah dan akhirnya di tahun 2003 beralih sebagai pedagang kaki lima yang menjajakan sayur, buah-buahan, salah satunya adalah bawang goreng. “Ketika itu ada orang dari Singapura yang beli bawang goreng saya dan ternyata suka,”cerita Samsul
Berawal dari sanalah, bapak lima anak ini untuk memutuskan berhenti sebagai pedagang kaki lima. Kini ia mulai serius mendistribusikan bawang goreng produknya untuk Singapura yang terkenal dengan julukan Negeri Singa di Asia Tenggara.
Samsul mengaku ketika itu ia masih menggunakan alat manual dengan dibantu oleh 24 karyawannya. Namun, banyak pegawainya yang mengeluh capai dan berhenti.Kemudian salah satu anaknya menginformasikan ada mesin yang dapat meniriskan minyak dari internet yaitu Mesin Spinner dari Toko Mesin Maksindo. Spinner merupakan mesin yang digunakan untuk meniriskan minyak yang diproduksi oleh Agrowindo anak perusahaan Toko Mesin Maksindo.
Barulah, Samsul yang kebetulan memiliki keluarga di Tangerang, membeli Mesin Spinner berkapasitas 3,5 kg di Toko Mesin Cabang Tangerang.“Setelah pakai mesin, produksi bawang bisa sampai 2 kali lipat,” kandas Samsul
Mesin Spinner Kapasitas 3.5 kg / proses
Tipe SPIN-3.5 Agrowindo
- Kapasitas : 3.5 kg /proses
- Listrik : 1/4 HP atau sekitar 200 watt, 220 V / 1 P
- Dimensi : 55x35x53 cm
- Silinder : Stainless Steel
- Keranjang : vorporasi stainless steel
- Tabung : stainless steel
- Merek Agrowindo, diproduksi PT Agrowindo
- Untuk harga, silakan hubungi Machinery Consultant Toko Mesin Maksindo (www.tokomesin.com)
Ternyata kegigihan Samsul memproduksi bawang goreng ini membawa sukses. Tak hanya menjual bawang gorengnya ke Singapura saja, tetapi ia juga memperoleh pemasok bawang merah dari Negeri Jiran, Malaysia. Hal itu menyebabkan produksi bawang gorengnya dalam satu hari bisa sampai 400 kg Bawang Merah Birma.
Samsul mengaku lebih memilih bawang Birma asli dibandingkan mengambil dari tengkulak di Jawa. “Bawang Birma lebih bagus,” alasannya. Bawang merah yang 400 kgitu hanya mendapatkan 100-120 kg. Bawang goreng tersebut saat ini hanya ia distribusikan di wilayah pabrik yang berlokasi di Bengkong Laut, Batam dan 15 kota di Singapura sebanyak setengah ton dalam satu minggu.
Usaha yang bermodalkan Rp 200 ribu itu kini terlihat hasilnya. Dengan harga jual 1 kg bawang goreng $ 4,5 untuk wilayah Singapura dan Rp 70 ribu di Indonesia, Samsul kini bisa mendapatkan omzet hingga Rp 35 juta per minggu.
Berbicara mengenai harapan, saat ini Samsul berharap lebih bisa mengembangkan usahanya dengan cara menyewa toko agar pembeli bisa lebih banyak.
(Tri Deny Tr)